Friday, August 31, 2012

SEORANG SAHABAT SUNGGUH SANGAT BERHARGA


Amsal 17:17  Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
                Phiuhhhhh...akhirnya. Rasanya kita bisa menutup hari ini dengan ucapan syukur. Anda tahu kenapa ? Karena saya baru saja memenangkan lagi satu jiwa hari ini buat Tuhan. God is good all the time. I love God very much. Siang ini saya membantu membidani satu jiwa untuk lahir baru. Ya..kalau anda membaca artikel sebelum ini, maka dengan sukacita saya bisa katakan, dia sudah dimenangkan untuk Kristus. Berita ini adalah berita yang paling menyukakan hati saya hari ini. Saya sampai terharu bahkan sampai saat saya menuliskan kisah ini. Anda tahu kenapa ? Karena wanita itu adalah sahabat baik saya sejak saya masih kecil. Seseorang yang selama ini memang saya doakan supaya dia bisa menerima Tuhan Yesus secara pribadi. Dan itu terjadi. Anda dapat bayangkan betapa senangnya hati saya. Dan seperti ada satu ikatan yang baru dalam persahabatan kami, ada kasih yang sangat dalam diantara kami yang tidak bisa digantikan oleh apapun. Apalagi sekarang, setelah dia juga menjadi bagian dari Kerajaan Allah, artinya dia bukan saja sahabatku, tapi juga saudari dalam Kristus. PRAISE GOD.......!!!!
                Yesus adalah jawaban bagi setiap masalah kita. Jangan sepelekan pernyataan ini. Boleh saja kita katakan kalau kita sudah beragama sejak kecil, atau sudah melayani sejak kecil, atau sudah mengetahui tentang Yesus sejak kecil. Tapi kalau engkau belum lahir baru, itu sama artinya dengan anda belum melakukan apa-apa. Lahir baru adalah kunci segalanya.
                Sama seperti ketika berada dalam kandungan ibu kita, sekalipun dokter mengatakan janin itu bergerak-gerak dan si jabang bayi itu menendang-nendang perut ibunya,  tapi kalau belum lahir ke dunia ini, anda belum bisa diperhitungkan sebagai satu pribadi yang bisa kaukenal. Nanti ketika anda akhirnya dilahirkan, dan menghirup nafas di dunia ini, barulah anda bisa disebut sebagai satu pribadi itu. Seperti itulah kurang lebih analoginya.
                Memang segala hal dalam hidup ini bisa menghimpit kita dengan kekuatiran yang berlebihan, tapi kasih Kristus bisa memadamkan semuanya itu. Ia sanggup memikul kuk itu bersama-sama dengan kita, lebih dari yang kita bayangkan. Ia sungguh sanggup. Dan itulah yang harus kita percaya sehingga kita bisa menjalani hidup ini dengan penuh sukacita.
                Dan permasalahan yang dialami sahabat saya ini, masalah sebenarnya adalah karena rasa cintanya kepada suaminya, anak-anaknya, dan segala apa yang ia miliki itu sangat besar, dan begitu besarnya sehingga ia merasa takut kehilangan segalanya hanya karena ada satu kenyataan di satu waktu nanti setiap orang itu pasti akan mengalami kematian. Dan hal inilah yang sangat ingin ia hindari. Ia bertanya-tanya kenapa harus ada sakit penyakit yang akhirnya membawa setiap orang pada kematian, dan artinya akan memisahkan orang itu dari semua orang yang ia cintai dan dari semua hal yang ia miliki selama hidupnya. Itulah akar permasalahannya. Bagi dia, apa yang kelihatan di sekitarnya itu sangatlah penting, sehingga ia hampir lupa bahwa di balik semua itu ada Allah yang tak kelihatan tapi ada di dekatnya dan jauh lebih penting dari semuanya itu. Ia tidak menyadari hal ini sampai hari ini, ketika akhirnya Tuhan ingin menyingkapkannya dan memperlihatkannya dengan jelas buat dia. Melalui segala kekuatirannya, melalui segala ketakutannya, melalui segala ketidakpastian yang ada di pikirannya, akhirnya ia bisa melihat semua peranan Tuhan dalam hidupnya, dan betapa baiknya Tuhan selama ini buat dia. Dan hasilnya, dia mau membuka hatinya dan mengundang Yesus masuk ke dalam hatinya menjadi Tuhan dan Juru selamat bagi dia.
                Saya yakin, hidupnya takkan pernah sama lagi. Seperti dia sendiri mengatakan sesuatu yang isinya menilai kehidupan saya, bahwa katanya, sejak kecil dia sudah melihat betapa dekatnya saya pada Tuhan dan bagaimana saya sungguh-sungguh melayani Tuhan, dan makin hari makin sempurna di dalam Tuhan- maka saya yakin begitu jugalah hidupnya sekarang akan disempurnakan di dalam Tuhan. Semua ini bukan karena kuat dan gagah kita, tapi karena Tuhan sendiri yang memberikan semua itu. Allahlah yang menjadi inisiatornya. Semua insiatif itu berasal dari Dia. Dan kita menerima dan menikmatinya. Allah adalah sumber segala penghiburan itu.
                Ingat baik-baik, bahwa segala berkat yang kita punya, kebahagiaan yang kita punya, kegembiraan yang kita rasakan, semua itu berasal dari Tuhan. Tidak ada yang berasal dari segala kemampuan kita. Semuanya berawal dari Tuhan. Dan pada akhirnya pun semuanya itu akan kembali kepada Tuhan. Jadi, jika saat ini kita punya banyak, janganlah hati kita melekat pada semua itu. Tetaplah lekatkan hatimu hanya pada Tuhan. Supaya ketika kita kehilangan semuanya itu, kita tetap punya Tuhan sumber berkatmu itu. Kalau seandainya hati kita hanya melekat kepada segala materi itu, maka ketika kita kehilangan semuanya, hati kita pun akan hancur tak tertolong lagi.
                Saya teringat bertahun-tahun yang lalu, saya sendiri pernah mengalami satu paranoid takut kehilangan anak-anak saya, hanya karena saya menyaksikan sebuah filem tentang akhir jaman yang membuat saya sangat takut. Di dalam filem itu digambarkan bagaimana ada satu masa kita akan ditantang untuk menyangkal Yesus, atau kalau tidak, maka kita diancam akan dipancung. Waktu ancaman itu dihadapkan pada para orang tua, itu saja sudah menakutkan, tapi toh lebih banyak yang tetap bertahan pada imannya dan rela martir bagi Dia. Tapi ada seorang ibu, yang diancam untuk menyangkal Yesus dengan ancamannya adalah melihat anak-anaknya yang masih kecil dipancung jika ia tidak melakukannya. Ini merupakan saat yang sukar bagi seorang ibu. Bagaimana tega melihat leher anak-anaknya ada di bawah ancaman pisau yang tajam siap melayang ketika ibu itu tetap dengan pendiriannya. Tapi dalam filem itu digambarkan bagaimana anak-anak itupun sudah percaya Yesus sehingga mereka sendiri tidak takut, malah mendorong ibunya untuk tetap menaruh iman dalam Tuhan dan merelakan mereka mati dalam Tuhan. Luar biasa bukan ?
                Tapi filem itu begitu merasuki jiwa saya ketika itu sehingga saya merasakan beberapa waktu, hidup dalam satu ketakutan yang luar biasa. Kemanapun saya pergi, saya merasa seperti ada ancaman yang siap memancung saya dan anak-anak saya. Hal ini sangat mengganggu saya. Akhirnya saya menyadari bahwa saya tidak bisa hidup seperti itu terus menerus. Kita hidup karena percaya, bukan ? Dan satu waktu, saya mendengar sebuah nasihat yang sangat luar biasa yang mengubahkan cara berpikir saya sampai hari ini. Nasihat itu begini,’jangan pernah kita menganggap anak-anak kita adalah milik kita. Mereka sesungguhnya bukan milik kita. Mereka itu milik Tuhan. Kita dikirimkan mereka bukan untuk memilikinya seakan-akan tidak akan pernah dikembalikan kepadaNya, tapi kita dititipkan untuk memelihara, menjaga, membesarkan dan mendidik mereka untuk satu waktu dikembalikan lagi kepada Tuhan. Semua yang kita lakukan adalah untuk Tuhan, begitu juga dengan anak-anak ini. Jadi, miliki mereka sebatas hak kita sampai akhirnya Tuhan tetapkan mereka untuk pulang ke tempat mereka yang sebenarnya.’
                Nasihat yang sangat menolong saya. Saya bertobat di hadapan Tuhan dan kembali pada porsi yang sebenarnya tentang kepemilikan ini. Allah tahu yang terbaik buat hidup kita. Jangan pernah meremehkan itu. Di dalam segala perkara, Dia turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi setiap orang yang mengasihi Dia. Juga dalam hal ini. Yang paling penting kita lakukan adalah untuk kita mendidik anak-anak kita dalam Tuhan. Kenalkan mereka pada Bapanya yang sebenarnya, supaya mereka percaya dan lahir baru juga. Dan nanti, Bapa sendiri yang akan berkarya dalam hidup mereka. Segala sesuatu kembalikan kepada Bapa.
                Jadi, apa yang perlu anda takutkan ? Tertawakanlah ketakutan itu dan biar dia pergi. Jangan pernah ijinkan dia kembali ke dalam hidup anda. Kekuatiran ? Biar itu juga beranjak dalam nama Yesus dari hatimu. Dan jangan biarkan dia mengancam hidupmu terus menerus. Camkan dalam hatimu bahwa masa depanmu sungguh ada, dan masa depan itu penuh dengan harapan. Percayalah tentang hal itu, dan hiduplah dengan imanmu. Kita hidup karena Yesus hidup.
                Hari ini menjadi hari yang baru bagi sahabatku. Dia sendiri merasa bersyukur karena memiliki seorang sahabat seperti saya, tapi saya mau dia bersyukur lebih lagi karena punya sahabat seperti Yesus, yang sungguh setia dan selalu ada ketika kita membutuhkan kehadirannya.
                Seorang sahabat itu sungguh sangat berharga.   Amsal 17:17  Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran. Dan seperti itulah sesunggunya persahabatan kita dengan Yesus.
                Semakin kita beranjak dewasa dan bertambahnya usia kita, kita akan menyadari bahwa sukar untuk mendapatkan seorang sahabat yang sesungguhnya. Setiap orang sudah sibuk dengan urusannya masing-masing, dan hampir tidak punya waktu untuk memperhatikan orang lain, tapi sebagai sahabat, mereka tetap ada dalam hati kita, dan anytime kita diperlukan, dengan senang hati kita akan datang dan ada bagi mereka, orang-orang yang kita kasihi. Dan sama seperti itulah arti sahabat saya ini bagi saya, dan begitu juga sebaliknya. Dan terlebih lagi Yesus buat kita semua.
                Mari kita mengingat-ingat siapa saja orang-orang yang kita kategorikan sebagai sahabat kita. Dan coba perhatikan, siapa diantara mereka yang belum memiliki Tuhan dalam hidupnya. Berdoalah bagi mereka, dan minta Tuhan ikut campur bagi hidup mereka. Supaya mereka menjadi sahabat kita bukan hanya di dunia ini, tapi juga nanti di surga bersama dengan Yesus. Amin.

No comments:

Post a Comment

God Bless Us

Welcome to Papua (again)

Akhirnya tiba juga saya di tanah Papua kembali, setelah tahun kemarin saya tidak berkunjung dikarenakan hamil. Saat ini saya tidak tingg...