Mungkin pernah tersirat di dalam benakmu
bahwa kau telah salah memilihku menjadi pasanganmu. Kadang kala aku
mengganggumu dengan semua rajuk manjaku. Aku juga sering membatasi
kebebasanmu yang tak sama lagi seperti dulu. Aku sering mengusirmu
karena asap rokok itu. Bahkan tertidur lebih dulu saat kau pulang larut
malam.
Tetapi, di saat kau sibuk dengan pekerjaanmu, ingatlah bahwa aku selalu setia menunggumu. Kudoakan kau di dalam kecemasanku.
Dan
saat aku rela pergi bersama dirimu, ingatlah bahwa ada banyak orang
yang kutinggalkan demimu. Orang tuaku, sanak saudaraku,
sahabat-sahabatku. Dan kubiarkan kau mengisi seluruh kekosongan hatiku.
Saat
aku tak sengaja melakukan sebuah kesalahan. Janganlah ego dan kekasaran
yang ditunjukkan. Tetapi perlakukan aku dengan lembut dan bicaralah
dalam ketenangan.
Saat aku ingin kau
menemaniku, dan kau terlarut dalam kesibukanmu, hatiku teriris dan haus
akan perhatianmu. Yang kupinta adalah sedikit perhatianmu itu.
Saat
kau ingin pergi dan aku ingin kau tinggal di sisiku, percayalah itu
bukan melulu karena cemburu. Tetapi karena aku tak ingin jauh darimu.
Saat aku menangis tersedu, aku ingin kau memelukku dan mengatakan "semuanya akan baik-baik saja."
Saat aku sedang gusar, peganglah tanganku. Tanpa berkata apapun aku tahu bahwa kau tak akan pernah meninggalkan aku.
Ceritakan semuanya kepadaku, bukan seperti kau bercerita kepada pasanganmu, tetapi seperti kau kepada sahabatmu.
Apabila
keinginanku mulai terlalu banyak, ingatkan aku untuk selalu bersyukur
memilikimu. Dan bahwa semua yang dimiliki di dunia ini akan kita
tinggalkan kelak.
Dan bila aku
dikalahkan oleh rasa kantukku, bangunkan aku dengan lembut. Ingatkan aku
akan tanggung jawab yang belum kuselesaikan. Bukan dengan suara garang
yang membuat nyaliku ciut.
Ketika kau
sedang terhanyut dalam lautan emosi, pandang mataku dalam-dalam. Jauh
di dalam beningnya, ada cinta untukmu, dan akulah yang kau cintai itu.
No comments:
Post a Comment
God Bless Us