“Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu.” Amsal 24:10
Ketika kita sudah percaya kepada Yesus dan mengakuiNya sebagai Tuhan dan juruselamat hidupnya, ini bukan berarti bahwa kita tidak akan menghadapi masalah. Bukan berarti juga bahwa kita bebas dari masalah dan kita akan langsung diberkati secara berkelimpahan baik dalam keluarga, pekerjaan, bisnis, usaha, pendidikan, di lingkungan dan lainnya.
Justru pada saat kita memutuskan mengikut Yesus, iblis akan berusaha untuk menarik kita kembali agar jatuh ke dalam dosa, karena dia tidak suka dengan keputusan yang kita ambil.
Berbagai masalah juga tetap akan datang menerpa kehidupan kita tanpa habis-habisnya selama kita masih bernafas.
Seringkali juga kita menyerah atas persoalan yang sedang menimpa kita. Kita berharap bahwa Tuhan segera menolong dan memberi jalan keluar atas masalah yang kita hadapi. Pada kenyataannya jawaban Tuhan tidak datang juga, sehingga kita menjadi tawar hati. Kita tidak tahu bahwa Tuhan sedang menguji dan memproses hidup kita agar kita dapat benar-benar percaya dan berserah kepada Tuhan dengan segenap hati kita.
Rasa tawar hati sering diikuti dengan perasaan kecewa dengan kondisi hidup kita dan bahkan ada juga yang kecewa kepada Tuhan, hingga tidak pergi lagi ke gereja.
Kondisi ini akan membuat kita semakin lemah dan tidak mempunyai kekuatan untuk dapat melangkah maju menghadapi masalah yang ada.
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” 2 Korintus 4:16-17
Rasul Paulus dalam penderitaannya yang begitu banyak dia alami, juga tetap menjaga hatinya agar tidak tawar hati. Walaupun secara lahiriah dia semakin lemah, tetapi manusia rohaninya semakin kuat di dalam Tuhan. Dia tahu bahwa apa yang telah Tuhan sediakan bagi dia jauh lebih besar dari apa yang dia alami. Inilah kekuatan yang memampukan Rasul Paulus untuk tetap setia mengiring Tuhan sampai akhir hidupnya.
Tawar hati justru akan membuat kita semakin lemah dan membuat hidup kita tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk menjalani masalah yang ada. Kita membutuhkan pengharapan kepada Yesus untuk tetap dapat kuat menghadapi masalah yang ada.
Jangan biarkan rasa tawar hati itu datang atau bahkan berlarut-larut melingkupi hidup kita. Cari wajah Yesus, maka Dia akan memberikan pengharapan dan kekuatan baru bagi kita untuk menjalani langkah hidup kita.
Ketika kita sudah percaya kepada Yesus dan mengakuiNya sebagai Tuhan dan juruselamat hidupnya, ini bukan berarti bahwa kita tidak akan menghadapi masalah. Bukan berarti juga bahwa kita bebas dari masalah dan kita akan langsung diberkati secara berkelimpahan baik dalam keluarga, pekerjaan, bisnis, usaha, pendidikan, di lingkungan dan lainnya.
Justru pada saat kita memutuskan mengikut Yesus, iblis akan berusaha untuk menarik kita kembali agar jatuh ke dalam dosa, karena dia tidak suka dengan keputusan yang kita ambil.
Berbagai masalah juga tetap akan datang menerpa kehidupan kita tanpa habis-habisnya selama kita masih bernafas.
Seringkali juga kita menyerah atas persoalan yang sedang menimpa kita. Kita berharap bahwa Tuhan segera menolong dan memberi jalan keluar atas masalah yang kita hadapi. Pada kenyataannya jawaban Tuhan tidak datang juga, sehingga kita menjadi tawar hati. Kita tidak tahu bahwa Tuhan sedang menguji dan memproses hidup kita agar kita dapat benar-benar percaya dan berserah kepada Tuhan dengan segenap hati kita.
Rasa tawar hati sering diikuti dengan perasaan kecewa dengan kondisi hidup kita dan bahkan ada juga yang kecewa kepada Tuhan, hingga tidak pergi lagi ke gereja.
Kondisi ini akan membuat kita semakin lemah dan tidak mempunyai kekuatan untuk dapat melangkah maju menghadapi masalah yang ada.
“Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.” 2 Korintus 4:16-17
Rasul Paulus dalam penderitaannya yang begitu banyak dia alami, juga tetap menjaga hatinya agar tidak tawar hati. Walaupun secara lahiriah dia semakin lemah, tetapi manusia rohaninya semakin kuat di dalam Tuhan. Dia tahu bahwa apa yang telah Tuhan sediakan bagi dia jauh lebih besar dari apa yang dia alami. Inilah kekuatan yang memampukan Rasul Paulus untuk tetap setia mengiring Tuhan sampai akhir hidupnya.
Tawar hati justru akan membuat kita semakin lemah dan membuat hidup kita tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk menjalani masalah yang ada. Kita membutuhkan pengharapan kepada Yesus untuk tetap dapat kuat menghadapi masalah yang ada.
Jangan biarkan rasa tawar hati itu datang atau bahkan berlarut-larut melingkupi hidup kita. Cari wajah Yesus, maka Dia akan memberikan pengharapan dan kekuatan baru bagi kita untuk menjalani langkah hidup kita.
No comments:
Post a Comment
God Bless Us