tak ada yang lebih bisa merealisasikan dirimu
selain secangkir kopi yang tersuguh panas di meja
takarannya begitu pas ketika kusesap sesekali
sebuah rindu pada lengkung senyum di wajahmu
terbentuk di imajinasi lewat kepulan uapnya
terasa begitu lembab dan basah
seperti baru semenit lalu kau lemparkan
siang menjadi terlalu krodit saat layar monitor
menyajikan sederet lalu lintas angka matrix
membuat kepalaku semakin pening saja
pada secangkir kopi
bayangmu tercermin di pekat hitam warnanya
seolah berkata bahwa kau selalu bersamaku
dan aku akan baik-baik saja
lepas lelah di beranda sore
kutunggu merpati elektronik mengantarkan kata-katamu
ada tawa kecil yang larut dalam cangkir kopiku
saat kata-katamu menyentuh syaraf canda
jarak serasa sudah tergulung saja
kau dekat sekali di sini
seperti kopi yang selalu tersaji panas untukku
No comments:
Post a Comment
God Bless Us