Seiring dengan meningkatnya penggunaan internet melalui berbagai perangkat, peluang bagi para peretas untuk menyerang jaringan internet pun semakin besar.
Para peretas kian berevolusi dengan sarana yang lebih canggih. "Catatan kami, di kita (Indonesia) 1,5 juta hacker menyerang internet tiap hari," kata Rudi Lumanto, Ketua Indonesian Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) dalam diskusi keamanan internet di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selasa (20/3)
Ia menambahkan bahwa tren serangan internet di Indonesia dan negara berkembang cenderung masih memakai rekayasa sosial. Caranya adalah membobol data lewat pendekatan komunikasi dengan pengguna lain.
Sedangkan di negara maju tren yang dilakukan oleh para peretas menggunakan rekayasa teknis teknologi. "Untuk skala Indonesia masih soal pemalsuan identitas," ujarnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa kejahatan internet juga berpotensi menyerang ke negara seperti malware Stutnext yang menyerang instalansi nuklir Iran. "Apalagi kejahatan internet migrasi di berbagai negara," ucapnya.
Rudi mengatakan bahwa serangan internet yang terjadi di Indonesia berbasis program SQL, DOS, ICNT, dan malware. Pihaknya mencatat bahwa serangan pada akhir tahun dan awal tahun cenderung meningkat.
"Dan punya potensi meningkat dua kali lipat," tambahnya.
Untuk itu ia berharap agar semua pengguna mempunyai kesadaran tinggi dalam berinternet, terlebih institusi yang mempunyai data penting. Rudi mengatakan saat ini sedang disosisalisasikan CERT (Computer Emergency Response Team), tim pengawas Internet untuk diterapkan pada institusi.?? Kami berharap setiap institusi mempunyai CERT.
"Saat ini sudah ada CERT Community, Academy CERT, dan nanti akan ada Goverment CERT," katanya.
Dalam rangka tersebut, akhir bulan ini ID SIRTII dengan didanai oleh Kementerian Kominfo akan menggelar konferensi internasional soal keamanan internet di Bali, yakni Asian Pasific CERT dan Technical Colloquim CERT.
"Di sini sebagai wadah kolaborasi CERT juga berbagi pengetahuan soal penanggulangan kejahatan internet di berbagai negara," ujar Rudi. Dalam even ini, akan hadir Menteri Pertahanan RI, Menkoinfo RI dan kalangan pemerhati keamanan Internet dunia.
Para peretas kian berevolusi dengan sarana yang lebih canggih. "Catatan kami, di kita (Indonesia) 1,5 juta hacker menyerang internet tiap hari," kata Rudi Lumanto, Ketua Indonesian Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) dalam diskusi keamanan internet di Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika, Selasa (20/3)
Ia menambahkan bahwa tren serangan internet di Indonesia dan negara berkembang cenderung masih memakai rekayasa sosial. Caranya adalah membobol data lewat pendekatan komunikasi dengan pengguna lain.
Sedangkan di negara maju tren yang dilakukan oleh para peretas menggunakan rekayasa teknis teknologi. "Untuk skala Indonesia masih soal pemalsuan identitas," ujarnya.
Namun, ia mengingatkan bahwa kejahatan internet juga berpotensi menyerang ke negara seperti malware Stutnext yang menyerang instalansi nuklir Iran. "Apalagi kejahatan internet migrasi di berbagai negara," ucapnya.
Rudi mengatakan bahwa serangan internet yang terjadi di Indonesia berbasis program SQL, DOS, ICNT, dan malware. Pihaknya mencatat bahwa serangan pada akhir tahun dan awal tahun cenderung meningkat.
"Dan punya potensi meningkat dua kali lipat," tambahnya.
Untuk itu ia berharap agar semua pengguna mempunyai kesadaran tinggi dalam berinternet, terlebih institusi yang mempunyai data penting. Rudi mengatakan saat ini sedang disosisalisasikan CERT (Computer Emergency Response Team), tim pengawas Internet untuk diterapkan pada institusi.?? Kami berharap setiap institusi mempunyai CERT.
"Saat ini sudah ada CERT Community, Academy CERT, dan nanti akan ada Goverment CERT," katanya.
Dalam rangka tersebut, akhir bulan ini ID SIRTII dengan didanai oleh Kementerian Kominfo akan menggelar konferensi internasional soal keamanan internet di Bali, yakni Asian Pasific CERT dan Technical Colloquim CERT.
"Di sini sebagai wadah kolaborasi CERT juga berbagi pengetahuan soal penanggulangan kejahatan internet di berbagai negara," ujar Rudi. Dalam even ini, akan hadir Menteri Pertahanan RI, Menkoinfo RI dan kalangan pemerhati keamanan Internet dunia.
No comments:
Post a Comment
God Bless Us